Header Ads

Bahaya Bubur Ayam



Bubur nasi dengan suwiran daging ayam bertabur kacang kedelai. Hmm.. pastinya sangat menggugah selera. Apalagi disantap saat udara dingin usai hujan atau di pagi hari. Cara mendapatkannya pun relative mudah karena pedagang bubur ayam yang bertebaran hampir di setiap sudut gang.

Namun, informasi tentang bubur nasi berbahan kimia merebak di masyarakat. Inilah yang membuat Tim SIGI SCTV kemudian bergerak untuk melacak keberadaan bubur nasi yang telah dicampur zat kimia berbahaya oleh oknum pedagang bubur yang tidak bertanggung jawab.

Informan di Jakarta yang paham betul akan seluk-beluk pembuatan bubur ayam berbahaya menjadi langkah awal penelusuran. Ditemani sang informan, akhirnya Tim SIGI mendapatkan narasumber, yakni seorang penjual bubur berbahaya, berinisial NS.

Untuk mendapatkan informasi akurat, Tim SIGI pun menemani sang penjual bubur ’nakal’ berbelanja kebutuhan membuat bubur. Awalnya, bahan-bahan yang dibeli normal alias wajar-wajar saja. Namun, sebuah barang yang dibeli berikutnya membuat kaget. Sejumlah borax terlihat dalam genggaman tangan penjual bubur dan menjadi salah satu bahan yang dimasukkan ke dalam daftar transaksi.

Perjalanan berlanjut menuju tempat pemasakan bubur berbahaya. Diatas kompor yang menyala kecil bahan-bahan yang dibelinya dimasak dalam sebuah panci. Langkah NS berikutnya sangatlah menjijikan. Bubur nasi basi selanjutnya dicampurkan ke dalam racikan bubur yang tengah dimasak. Tak lupa, bahan kimia bukan untuk makananpun ia taburkan, lalu diaduk hingga rata. Setelah dibiarkan sesaat, jadilah bubur kental layaknya seperti bubur yang masih baru.

Langkah berikutnya adalah menyiapkan hidangan pelengkap berupa kacang dan kerupuk. Cara memasaknya pun tak kalah berbahaya. Sejumlah minyak sayur yang masih terbungkus dalam plastic, dimasukkan dalam wajan panas hingga plastic tersebut lumer dan menumpahkan minyak yang terbungkus tadi. Ini berarti minyak sayur yang digunakan untuk menggoreng menjadi larutan plastik yang lumer akibat panasnya suhu wajan. Larutan plastik ini pun tak kalah berbahaya bagi konsumen.

Usai meniriskan kacang dan kerupuk yang digoreng dengan larutan plastic, NS pun bergegas bersiap-siap untuk berjualan. Akhirnya tibalah sang pedagang menjajakan bubur berbahaya. Satu persatu konsumen dating menikmati bubur ayam semi basi dengan pelengkap kerupuk dan kacang yang tertempeli larutan plastic dari minyak goreng.

Sampel bubur dengan kandungan sejumlah bahan tak layak makan ini lalu dibawa ke laboratorium. Plastik yang dicampur dalam minyak gorengan ada resiko menginta bagi mereka yang mengkonsumsinya.

Pasar kembali dijelajahi untuk menunjukkan bagaimana mudahnya bahan kimia berbahaya berjenis borak alias pijer didapat. Kenyataan masih ada sekelompok orang bermain curang memperdagangkan makanan yang merugikan konsumen jadi fakta yang mengerikan. Pasalnya, sangat sulit meyakini mana makanan yang sehat untuk dikonsumsi, apalagi beredarnya bahan kimia asing berbahaya seperti boraks di pasar.

Dinas perdagangan berharap munculnya kebijakan tertentu dari pemerintah agar peredaran boraks bisa ditekan dan diminimalisir.

Terlepas dari kenakalan segelintir pedagang bubur masih ada berita gembira karena masih banyak pedagang bubur yang memperhatikan kualitas dan kesehatan.