Martabak Telor & Daging Busuk
Pada musim hujan ketika tubuh mudah merasa lapar, beberapa makanan yang kerap dibeli di pinggir jalan demi menghilangkan rasa lapar tersebut, ternyata menggunakan bahan baku busuk dan kadaluarsa. Dibalik kerenyahan sejumlah panganan lezat ternyata tersimpan bahaya bagi kesehatan. Salah satunya pada martabak telor dan martabak manis.
Panganan lezat martabak telor dan martabak manis yang bisa kita temui pada saat sore dan menjelang malam hari ini ternyata oleh segelintir oknum diolah dari bahan daging busuk dan tepung kadaluarsa. Hal ini dilakukan demi menekan biaya bahan baku.
Untuk menyamarkan bau tidak sedap pada daging busuk, oknum pedagang martabak telor mencampurnya dengan sejumlah bumbu. Sedangkan pada martabak manis untuk menghilangkan bau apek pada tepung dan coklat kadaluarsa, oknum pedagang menambahkan bubuk vanili pada adonan.
Tidak hanya terdapat satu oknum pedagang, seperti City Directory simak dari Repotase Investigasi, dua dari empat pedagang martabak berdasarkan hasil laboratorium positif dinyatakan tidak layak makan. Begitupun dengan martabak manis 3 dari 4 pedagang martabak manis dinyatakan tidak layak makan. Karena pada hasil laboratorium terhadap panganan yang tidak layak makan terdapat bakteri yang tidak mati walaupun dimasak dengan minyak panas.
Sejumlah oknum pedagang tersebut mengabaikan kesehatan para konsumennya demi keuntungan pribadi. Padahal bahaya dari mengkonsumsi makanan kadaluarsa adalah bisa terjadinya radang pada lambung dan usus. Kadaluarsa pada makanan juga bisa menyebabkan diare fatal yang berujung pada kematian.
Pada dasarnya tidak semua pedagang berbuat nakal seperti contoh diatas, hal tersebut hanya dilakukan oleh sejumlah oknum pedagang. Namun sebagai konsumen diperlukan ketelitian dalam membeli produk khususnya makanan, tidak asal murah tetapi juga harus sehat.
Pada martabak manis ciri martabak manis yang berkualitas adalah tekstur pada martabak tidak mudah hancur pada waktu di potong. Sarang atau lubang-lubang pada martabak manis terdapat pada seluruh bagian kue. Martabak manis tersa lembut dan memiliki keempukan yang lama bahkan sampai besok masih sama lembutnya.
Sedangkan pada martabak telor warna daging martabak natural, cerah dan tidak terlalu kuning. Bila pada daging martabak berwarna kuning, yang sering terjadi adalah martabak telor menggunakan tambahan pewarna makanan atau menggunakan bahan pengembang terlalu banyak.Tidak menimbulkan rasa getir atau aneh yang bersisa di mulut setelah dikonsumsi. Rasa getir atau aneh tersebut bisa disebabkan karena martabak menggunakan bahan kimia tambahan.
Panganan lezat martabak telor dan martabak manis yang bisa kita temui pada saat sore dan menjelang malam hari ini ternyata oleh segelintir oknum diolah dari bahan daging busuk dan tepung kadaluarsa. Hal ini dilakukan demi menekan biaya bahan baku.
Untuk menyamarkan bau tidak sedap pada daging busuk, oknum pedagang martabak telor mencampurnya dengan sejumlah bumbu. Sedangkan pada martabak manis untuk menghilangkan bau apek pada tepung dan coklat kadaluarsa, oknum pedagang menambahkan bubuk vanili pada adonan.
Tidak hanya terdapat satu oknum pedagang, seperti City Directory simak dari Repotase Investigasi, dua dari empat pedagang martabak berdasarkan hasil laboratorium positif dinyatakan tidak layak makan. Begitupun dengan martabak manis 3 dari 4 pedagang martabak manis dinyatakan tidak layak makan. Karena pada hasil laboratorium terhadap panganan yang tidak layak makan terdapat bakteri yang tidak mati walaupun dimasak dengan minyak panas.
Sejumlah oknum pedagang tersebut mengabaikan kesehatan para konsumennya demi keuntungan pribadi. Padahal bahaya dari mengkonsumsi makanan kadaluarsa adalah bisa terjadinya radang pada lambung dan usus. Kadaluarsa pada makanan juga bisa menyebabkan diare fatal yang berujung pada kematian.
Pada dasarnya tidak semua pedagang berbuat nakal seperti contoh diatas, hal tersebut hanya dilakukan oleh sejumlah oknum pedagang. Namun sebagai konsumen diperlukan ketelitian dalam membeli produk khususnya makanan, tidak asal murah tetapi juga harus sehat.
Pada martabak manis ciri martabak manis yang berkualitas adalah tekstur pada martabak tidak mudah hancur pada waktu di potong. Sarang atau lubang-lubang pada martabak manis terdapat pada seluruh bagian kue. Martabak manis tersa lembut dan memiliki keempukan yang lama bahkan sampai besok masih sama lembutnya.
Sedangkan pada martabak telor warna daging martabak natural, cerah dan tidak terlalu kuning. Bila pada daging martabak berwarna kuning, yang sering terjadi adalah martabak telor menggunakan tambahan pewarna makanan atau menggunakan bahan pengembang terlalu banyak.Tidak menimbulkan rasa getir atau aneh yang bersisa di mulut setelah dikonsumsi. Rasa getir atau aneh tersebut bisa disebabkan karena martabak menggunakan bahan kimia tambahan.
Post a Comment